Selasa, 02 Agustus 2016

Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut



[Type the document titlPEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT 

LATAR BELAKANG
Sebagai negara kepulauan, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi alam yang melimpah. Tidak hanya dari potensi daratan saja, perairan Indonesia juga turut menjadi potensi yang mampu menjadi sumber energi alternatif lainnya. Berdasarkan penelitian, perairan Indonesia dapat diolah menjadi pengganti energi listrik tanpa menyebabkan gas rumah kaca. Energi tersebut dapat tercipta dari elevasi pasang surut, perbedaan temperatur, arus, gelombang, dan angin di tepi pantai Indonesia. Namun, kondisi perairan Indonesia yang sangat potensial tersebut masih belum termanfaatkan secara menyeluruh. Hal ini dikarenakan perlunya pengembangan lebih lanjut, dan tentu saja didukung dengan adanya teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu mengembangkan potensi tersebut.
Klasifikasi potensi lautan Indonesia pada umumnya dibedakan menjadi sumber daya terbarukan (renewable resources) dan tidak terbarukan (non-renewable resources). Untuk renewable resources, Indonesia memiliki potensi seperti sumber daya perikanan (perikanan tangkap dan budidaya), mangrove, terumbu karang, padang lamun, energi gelombang, pasang surut, angin dan suhu. Sedangkan untuk non-renewable resources, potensi lautan tersebut tersebar dalam bentuk sumber daya minyak dan gas bumi dan berbagai jenis mineral. Selain dua jenis sumber daya tersebut, juga terdapat berbagai macam jasa lingkungan kelautan yang dapat dikembangkan untuk pembangunan kelautan seperti pariwisata bahari, industri maritim, jasa angkutan, dan sebagainya.
Menurut Prof. Safwan Hadi, Ph.D (Dosen Teknik Oseanografi ITB), selain potensi diatas, lautan Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif pengganti sumber energi listrik. Pengembangan energi listrik tersebut berasal dari potensi elevasi pasang surut, perbedaan temperatur, arus, gelombang, dan angin di tepi pantai Indonesia. Wilayah perairan Indonesia memiliki arus laut yang kuat sehingga menyimpan potensi yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk membangkitkan energi listrik tersebut.
Saat ini, Indonesia berusaha untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga arus dan gelombang. Di balik usaha tersebut, masih terdapat beberapa kendala, seperti converter yang belum mampu menghasilkan daya yang maksimal. Selain teknologi yang belum memadai, pengembangan ini turut memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu mengembangkan hal tersebut. "Hingga saat ini, Indonesia telah melakukan pemetaan daerah potensial tersebut, hanya menunggu perkembangan lebih lanjut untuk memanfaatkan potensi tersebut," tutur Prof. Safwan Hadi, Ph.D.
Indonesia memiliki arus dan gelombang laut yang sangat potensial untuk dikembangkan. Potensi ini tersebar diberbagai daerah. Untuk energi gelombang, bagian selatan Jawa dan bagian barat Sumatera merupakan tempat potensi gelombangnya cukup besar untuk dikembangkan, karena wilayahnya yang langsung menghadap ke laut lepas, yaitu Samudera Hindia.  Untuk energi dari elevasi pasang surut, daerah paling potensial terdapat di Malaka dan Digul. Sedangkan untuk pembangkit dari potensi suhu atau lebih dikenal sebagai Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC), Indonesia berpotensi di daerah perairan Bali, Sulawesi hingga perairan Papua. Hal ini terjadi karena Indonesia bagian barat memiliki lautan yang dangkal sehingga perbedaan suhunya tidak cukup signifikan, berbeda dengan perairan di daerah timur Indonesia yang kedalamannya cukup besar. Sementara potensi angin pesisir tersebar di daerah selatan Jawa dan Nusa Tenggara Barat.
Sedangkan untuk potensi energi arus tersebar di daerah selat Indonesia. Menurut Prof.Safwan Hadi, Ph.D, selat-selat tersebut berpotensi menghaslkan energi arus karena intensitasnya yang relatif besar, serta didukung oleh ketersediaan air laut yang luas dibandingkan negara lain. Sebut saja Selat Malaka, Laut Jawa, Selat Makassar, Selat Lombok, dan perairan sekitar Kepulauan Lesser Sunda. Selat-selat tersebut memiliki nilai rapat daya yang cukup besar, yaitu berkisar antara 0,06 - 64 kW per meter kubik.
Dari penelitian PL Fraenkel (J Power and Energy Vol 216 A, 2002) lokasi yang ideal untuk instalasi pembangkit listrik tenaga arus mempunyai kecepatan arus dua arah (bidirectional) minimum 2 meter per detik. Yang ideal adalah 2.5 m/s atau lebih. Kalau satu arah (sungai/arus geostropik) minimum 1.2-1.5 m/s. Kedalaman tidak kurang dari 15 meter dan tidak lebih dari 40 atau 50 meter. Relatif dekat dengan pantai agar energi dapat disalurkan dengan biaya rendah. Cukup luas sehingga dapat dipasang lebih dari satu turbin dan bukan daerah pelayaran atau penangkapan ikan.





KONVERSI ENERGI MEKANIK MENJADI ENERGI LISTRIK BERBASIS ARUS LAUT INDONESIA
Pengembangan teknologi ekstraksi energi arus laut lazimnya dilakukan dengan mengadopsi prinsip teknologi energi angin yang telah lebih dulu berkembang, yaitu dengan mengubah energi kinetik arus laut menjadi energi rotasi dan energi listrik. Daya yang dihasilkan oleh turbin arus laut jauh lebih besar dari pada daya yang dihasilkan oleh turbin angin, karena rapat massa air laut lebih besar dari rapat massa udara. Kapasitas daya yang dihasilkan dapat dihitung dengan pendekatan matematis yang memformulasikan daya yang melewati suatu permukaan atau luasan, maka rumus umum yang digunakan adalah formulasi Fraenkel  (1999) yaitu:

P = 0.593 x rho x A x (V3)

Dimana :
P = daya (watt); 
ρ = rapat massa air (kg/m³); 
A = luas penampang (m²); dan 
V = kecepatan arus (m/s)
            Dalam proses konversi energi Kinetik menjadi energi listrik pada sistem pembangkit listrik tenaga air laut, terdapat beberapa teknologi yang saat ini sudah di terapkan, antara lain :
1.      Sea Flow

Teknologi Sea Flow merupakan teknologi turbin yang dibuat oleh Marine Current Turbine atau MCT, merupakan salah satu jenis turbin tipe vertical, bekerja seperti pembangkit listrik tenaga angin yang dibenamkan di dalam laut. Teknologi ini merupakan konversi energi arus laut yang pertama kali berhasil dipasang dengan daya keluaran rata – rata sekitar 300 kW dan nilai cut in speed sebesar 0,6 m/s (sumber : Laporan Akhir Kegiatan Identifikasi Pengembangan Teknologi Energi Arus Laut BALITBANG Kementrian Kelautan dan Perikanan).
Kincir memutar rotor yang menggerakan generator yang terhubung kepada sebuah kotak gir atau disebut gearbox. Kincir tersebut dipasangkan pada sebuah sayap yang membentang horizontal dari sebuah batang silinder yang diborkan ke dasar laut. Turbin tersebut dapat disusun dalam barisan-barisan sehingga menjadi ladang pembangkit listrik. Demi menjaga agar ikan dan makhluk hidup lainnya tidak terluka oleh alat ini, kecepatan rotor diatur 10-20 rpm.

2.      PLTAL Kobol

Teknologi pembangkit listrik arus laut kobold merupakan salah satu jenis pembangkit listrik yang menggunakan turbin type horizontal. Turbin kobold merupakan hasil dari kerjasama antara Indonesia dengan tim mekanik dan elektrik pada Pda Archamedae Italy. Teknologi kobold mengadopsi konsep propeller (baling – baling kapal) yang diputar arus vertical yang mampu menghasilkan daya sebesar 110 Kw. Pembangkit listrik tenaga arus laut menggunakan kobold merupakan salah satu Marine Current Turbine dalam menghasilkan energi kinetik air menjadi energi listrik.
Salah satu badan nasional yang telah mengaplikasikan penggunaan teknologi ini dalam bentuk prototype adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT). Menurut Erwandi selaku ketua tim perekayasa UPT Hidrodinamika Indonesia BPPT pemilihan teknologi turbin ini konstruksinya sederhana, mudah pembuatannya, mudah pemeliharaannya, dan juga terjangkau harganya. Lebih lanjut Erwandi mengatakan bahwa prototype teknologi ini hampir seluruh komponen dalam pembuatannya adalah komponen dalam negeri hanya generator dan inverternya saja yang dibeli dari luar negeri.

3.      Helical Turbine Gorlof

Teknologi helical turbine gorlov merupakan teknologi turbin yang terdiri dari satu atau lebih helical blades yang berputar mengelilingi silinder seperti mur baut. Teknologi turbin helical gorlov merupakan turbin air hasil evolusi dari desain turbin darrieus, yaitu dengan mengubah bilah kincirnya. Helical turbine gorlov diciptakan oleh Profesor Alexander M. Gorlov dari Universitas Northeastern. Turbin ini mulai dikembangkan pada tahun 1995. Di Indonesia sendiripun teknologi turbin gorlov ini telah mulai dikembangkan dan telah dapat di desain oleh perusahaan lokal, salah satunya oleh perusahaan T – files yang didirikan oleh para alumni ITB. Pada tahun 2009 teknologi ini mulai diaplikasikan di kawasan Bali dan Lombok.


KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM KONVERSI ENERGI GELOMBANG MENJADI LISTRIK

Kekurangan dari energi arus laut adalah output-nya mengikuti grafik sinusoidal sesuai dengan respons pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-Bulan-Matahari. Pada saat pasang purnama, kecepatan arus akan deras sekali, saat pasang perbani, kecepatan arus akan berkurang kira-kira setengah dari pasang purnama. Kekurangan lainnya adalah biaya instalasi dan pemeliharaannya yang cukup besar. Kendati begitu bila turbin arus laut dirancang dengan kondisi pasang perbani, yakni saat di mana kecepatan arus paling kecil, dan dirancang untuk bekerja secara terus-menerus tanpa reparasi selama lima tahun, maka kekurangan ini dapat diminimalkan dan keuntungan ekonomisnya sangat besar. Hal yang terakhir ini merupakan tantangan teknis tersendiri untuk para insinyur dalam desain sistem turbin, sistem roda gigi, dan sistem generator yang dapat bekerja secara terus-menerus selama lebih kurang lima tahun.

Keuntungan penggunaan energi arus laut adalah selain ramah lingkungan, energi ini juga mempunyai intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi terbarukan yang lain. Hal ini disebabkan densitas air laut 830 kali lipat densitas udara sehingga dengan kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan turbin angin. Keuntungan lainnya adalah tidak perlu perancangan struktur yang kekuatannya berlebihan seperti turbin angin yang dirancang dengan memperhitungkan adanya angin topan karena kondisi fisik pada kedalaman tertentu cenderung tenang dan dapat diperkirakan. Energi ombak adalah energi yang bisa didapat setiap hari, tidak akan pernah habis dan tidak menimbulkan polusi karena tidak ada limbahnya. Di samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan ada hal-hal lain yang dapat memberi­kan keuntungan di bidang lingkungan hidup. Energi ini lebih ramah Iingkungan, tidak menim­bulkan polusi suara, emisi C02, maupun polusi visual dan sekaligus mampu memberikan ruang kepada kehidupan laut untuk membentuk koloni terumbu ka­rang di sepanjang jangkar yang ditanam di dasar laut. Pada ka­sus-kasus seperti ini biasanya le­bih menguntungkan karena ikan dan binatang laut selalu lebih banyak berkumpul.



Referensi:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar