Batuan metamorf
adalah batuan ubahan yang terbentuk dari batuan aslinya, berlangsung dalam
keadaan padat, akibat pengaruh peningkatan suhu (T) dan tekanan (P) yang tinggi.
Proses metamorfosa dapat didefinisikan sebagai: ”Perubahan
himpunan mineral dan tekstur batuan dalam keadaan (fasa) padat (solid slate)
pada suhu diatas 200°C dan tekanan 300 Mpa”.
Batuan metamorf
memerlukan perhatian tersendiri, karena perubahannya berlangsung dalam keadaan
padat. Saat lempeng-lempeng tektonik bergerak dan fragmen kerak bertabrakan,
batuan terkoyak, tetarik (extended), terlipat, terpanaskan dan berubah dengan
cara yang kompleks. Tetapi meskipun batuan sudah mengalami perubahan dua kali
atau lebih, biasanya bekas atau bentuk batuan semula masih tersimpan, karena
perubahannya terjadi dalam keadaan padat. Padat tidak seperti cair atau gas
cenderung untuk menyimpan peristiwa-peristiwa (events) pengubahannya. Diantara
kelompok batuan, batuan metamorf merupakan yang paling kompleks, tetapi juga
paling menarik karena didalamnya tersimpan semua cerita yang telah terjadi pada
kerak bumi.
Proses Metamorfisme
§
Proses metamorfisme, meliputi:
1.
Proses perubahan fisik yang menyangkut struktur dan tekstur oleh
tenaga kristaloblastik (tenaga dari sedimen-sedimen kimia untuk menyusun
susunan sendiri).
2.
Proses-proses perubahan susunan mineralogi, sedangkan susunan
kimianya tetap (isokimia) tidak ada perubahan komposisi kimiawi, tapi hanya
perubahan ikatan kimia.
§
Tahap-tahap proses metamorfisme:
1.
Rekristalisasi
Proses
ini dibentukoleh tenaga kristaloblastik, di sini terjadi penyusunan kembali
kristal-kristal dimana elemen-elemen kimia yang sudah ada sebelumnya.
2.
Reorientasi
Proses
ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, di sini pengorientasian kembali dari
susunan kristak-kristal, dan ini akan berpengaruh pada tekstur dan struktur
yang ada.
3.
Pembentukan mineral-mineral baru
Proses
ini terjadi dengan penyusunan kembali elemen-elemen kimiawi yang sebelumnya
sudah ada.
§
Dalam metamorfosa yang berubah adalah : tekstur dan asosiasi
mineral, yang tetap adalah komposisi kimia dan fase padat (tanpa melalui fase
cair).
§
Teksturnya selalu mereflesikan sejarah pembentukannya.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Proses Metamorfisme
Komposisi batuan
asal sangat mempengaruhi pembentukan himpunan mineral baru, demikian pula
dengan suhu dan tekanan. Suhu dan tekanan tidaklah berperan langsung, akan
tetapi juga ada atau tidaknya cairan Fungsi cairan ini sebagai media transport
dari larutan ke mineral dan sebaliknya, sehingga mempercepat proses
metamorfisme serta lamanya mengalami panas dan tekanan yang tinggi, dan bagaimana
tekanannya, searah,terpuntir dan sebagainya.. Batuan berbutir kasar merupakan
hasil metamorfisme dalam waktu yang panjang serta suhu dan tekanan yang tinggi.
Sebaliknya yang berbutir halus, waktunya pendek serta suhu dan tekanan yang
rendah
Tekstur batuan
metamorf dibedakan atas Foliasi dan Non-Foliasi.
§ Tekstur Foliasi, yaitu
tekstur yang berlapis-lapis dimana butir-butir batuan penyusunnya pipih
sehingga memperlihatkan lapisan atau belahan kearah mana batuan cenderung
membelah, yang termasuk dalam tekstur foliasi adalah: Slaty, Phyllitic,
Schistose, Gneissic
§ Tekstur Non-Foliasi, yaitu
tekstur yang tidak menunjukkan kecenderungan berlapis, yang termasuk dalam
tekstur foliasi adalah: Marmer, Serpentinit, Antrasit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar